Pasar kripto di seluruh dunia kembali terguncang oleh keputusan Tether yang tidak diduga. Sejak awal pekan ini, banyak laporan beredar bahwa perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia itu telah melepas sejumlah besar kepemilikan Bitcoin-nya. Investor dan pelaku pasar langsung menjadi khawatir karena pergerakan ini.
Data on-chain yang dikumpulkan oleh Arkham Intelligence menunjukkan transaksi penting dari wallet yang diduga milik Tether menuju beberapa pertukaran besar, seperti Coinbase dan Kraken. Jumlah total uang Bitcoin yang ditransfer mencapai lebih dari 200 juta dolar AS, atau 8.000 BTC pada harga saat itu.
Harga Bitcoin Langsung Turun
Pasar cepat menanggapi. Harga Bitcoin sempat turun drastis ke level 24.800 dolar sebelum kembali stabil di kisaran 26.200 dolar. Pergeseran altcoin lain seperti Ethereum, Cardano, dan Solana menunjukkan bahwa pasar sangat peka terhadap pergerakan institusi besar seperti Tether.
Sentimen pasar langsung berubah dengan cepat ketika entitas sebesar Tether terlihat menjual BTC. Menurut Rizky Armanda, analis kripto dari Bursa Digital Indonesia, “Investor retail membaca ini sebagai sinyal bahwa “orang dalam” tahu sesuatu yang tidak diketahui publik.”
Strategi atau Tanda Bahaya?
Tidak ada konfirmasi langsung dari Tether mengenai alasan pasti di balik tindakan ini. Tetapi para analis terbagi menjadi dua kelompok besar.
Kubu konservatif menganggap tindakan ini sebagai tanda kekhawatiran Tether tentang koreksi makro pasar kripto.
Dengan mengingat bahwa Bitcoin telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak awal tahun, kubu strategis menganggap ini sebagai upaya untuk meningkatkan diversifikasi dan merebalancing portofolio perusahaan.
Paolo Ardoino, CTO Tether, menyatakan bahwa prinsip likuiditas optimal dan stabilitas USDT menentukan keputusan manajemen aset. Namun, masyarakat terus menuntut transparansi mengenai alokasi aset cadangan perusahaan.
Fungsi Penting Tether di Ekosistem Kripto
Sebagai penerbit USDT, Tether memainkan peran penting dalam menjaga likuiditas di berbagai pasar kripto di seluruh dunia. Stabilitas dan pergerakan dana Tether sangat memengaruhi ekosistem.
Melvin Oktaviano, seorang ekonom digital dari Universitas Prasetya Mulya, menyatakan, “Jika Tether menjual Bitcoin untuk menjaga nilai cadangan stablecoin, ini bisa jadi langkah perlindungan. Tapi kalau ini karena tekanan finansial internal, maka kita menghadapi risiko sistemik.”
Apa yang Harus Dilakukan?
Dengan pasar yang semakin volatil, investor disarankan untuk:
- Menghindari tindakan impulsif, terutama dalam respons terhadap rumor yang belum terverifikasi secara menyeluruh.
- menggunakan platform seperti Nansen, Arkham, atau Whale Alert untuk memantau wallet institusi
- Diversifikasi portofolio, karena dominasi Bitcoin mungkin terganggu oleh likuidasi skala besar
- Tetap terinformasi tentang perubahan peraturan yang dapat memicu tindakan perusahaan seperti Tether
Penutup
Tidak jelas apakah tindakan Tether melepas Bitcoin secara tidak sengaja atau sebagai tanggapan terhadap tekanan tertentu telah menghidupkan kembali perdebatan tentang pentingnya transparansi stablecoin. Langkah ini dapat mempercepat penerapan audit publik dan disclosure real-time untuk perusahaan kripto besar di tengah upaya regulator global untuk memperketat aturan industri aset digital.
Pasar menunggu, dan tampaknya ketidakpastian akan tetap menjadi bagian dari kehidupan investor dalam beberapa minggu ke depan.