Bitcoin diperdagangkan menyentuh $99.600 pada Kamis sore — sebuah momen yang membuat detak jantung para pelaku pasar berdetak sedikit lebih cepat. Meskipun akhirnya mundur ke $98.938 sekitar pukul 01.40 ET, lonjakan ini menandai lebih dari sekadar pergerakan harga. Ia menjadi simbol bahwa keyakinan terhadap aset kripto terbesar dunia ini kembali mendapatkan pijakan serius di tengah ketidakpastian global.
“Ini bukan sekadar tonggak psikologis,” ujar Rachael Lucas, analis kripto dari BTC Markets, saat dihubungi tim CoinBiograph. “Ini merupakan sinyal tumbuhnya keyakinan.”
Keyakinan itu bukan datang tiba-tiba. Selama beberapa pekan terakhir, pasar menyaksikan kombinasi sempurna dari dinamika ekonomi makro dan katalis internal ekosistem kripto. Penurunan kekhawatiran atas suku bunga AS — yang tetap stabil setelah keputusan Federal Reserve — telah membuat aset berisiko kembali menggoda. Investor tampaknya bersikap, “Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”
Lucas menjelaskan bahwa kenaikan ini bukanlah keajaiban satu malam. “Kami melihat dampak nyata dari kelangkaan pasokan pasca-halving, arus institusional yang mulai stabil, dan meningkatnya ketertarikan terhadap aset yang tidak bergantung pada pergerakan pasar konvensional,” ungkapnya.
Dan memang, data mendukung ucapannya. Sejak 25 April, total arus masuk bersih ke 12 ETF spot Bitcoin di AS telah menembus angka $5 miliar, menurut data SoSoValue. Itu bukan angka yang bisa dianggap enteng.
Dominasi Bitcoin Kembali Menguat, Altcoin Unggulan Ikut Meroket – Inilah 10 Besar Kripto Paling Berpengaruh 2025
coinbiograph.com — Pasar kripto kembali mencuri perhatian. Saat banyak orang masih mempertanyakan…
Katalis Makro Tambahan: Diplomasi dan Risiko Terukur
Pasar juga bereaksi terhadap peristiwa geopolitik yang sedang berlangsung. Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan bertemu dengan pejabat Tiongkok di Swiss, membangun narasi positif atas potensi pelonggaran ketegangan dagang. Langkah ini memberi ruang napas bagi investor yang sebelumnya dibayangi oleh retorika proteksionis Presiden Trump, terutama pengumuman tarif luas yang sempat memukul Bitcoin hingga $74.700 pada April lalu.
Dan seperti biasa, Trump tetap jadi elemen tak terduga dalam kalkulasi pasar.
“Perhatian tetap tertuju pada berita utama perdagangan,” kata analis makro pasar, Jung. “Besok dia akan bicara tentang kesepakatan perdagangan besar… dan pasar akan menyimak setiap kata.”
Sebagai tambahan, Trump dikabarkan akan meluncurkan kesepakatan dagang baru dengan Inggris — kabar ini langsung diangkat oleh Wall Street Journal, mempertegas suasana bahwa perubahan besar sedang digodok di dapur geopolitik dunia.
Bitcoin: Mencoba Menembus Garis Sakral $100.000
Apakah $100.000 sekadar angka simbolis? Tentu saja tidak, setidaknya tidak untuk pasar.
Angka bulat selalu menjadi medan pertempuran klasik antara penjual dan pembeli. Ini seperti tembok kasat mata yang sering kali menguji mental investor. “Meskipun aksi ambil untung wajar terjadi di sekitar level ini, tren jangka panjang tetap sehat,” tegas Lucas.
Menariknya, beberapa analis menyebut bahwa retorika seputar “angka bulat” sering kali menciptakan semacam efek domino. Ketika harga bergerak mendekati titik psikologis, FOMO (fear of missing out) mulai mengambil alih kendali. Investor ritel masuk, volume naik, dan… boom — resistensi pun terkikis.
Namun penting untuk diingat, seperti biasa, volatilitas tidak akan pernah benar-benar hilang dari pasar kripto.
“Kalau ada satu hal yang bisa dipelajari dari tahun ini,” tulis analis CoinBiograph minggu lalu, “adalah bahwa ketahanan Bitcoin bukan hanya soal harga — tapi soal narasi yang mendasari pergerakannya.”
Dari ETF hingga Halving: Kombinasi Peluang dan Struktur Pasar
Kita juga melihat peran ETF yang semakin krusial. Sejak disetujuinya ETF spot Bitcoin awal tahun ini, institusi seperti BlackRock, Fidelity, dan ARK terus menambah eksposur mereka. Dan meskipun ada yang bilang ini ‘bukan untuk investor ritel’, faktanya, infrastruktur semacam ini membuka jalan bagi likuiditas yang lebih dalam dan volatilitas yang lebih terkelola — setidaknya dalam jangka menengah.
Apalagi jika dikaitkan dengan halving. Pasokan Bitcoin yang berkurang secara alami mendorong ekspektasi inflasi harga. Ini bukan hal baru, namun efeknya tetap terasa di setiap siklus. Kali ini, pasar tampak benar-benar mempersiapkan diri, bukan hanya secara emosional, tapi juga secara struktural.
Pelajaran dari Lonjakan Ini?
Kalau ada satu pelajaran yang bisa dicatat: pasar kripto masih digerakkan oleh narasi — tapi narasi yang makin dibingkai oleh data dan kebijakan ekonomi global.
Bagi media seperti kami di CoinBiograph, tugasnya bukan cuma melaporkan lonjakan harga, tapi juga menelusuri “mengapa” di balik grafik.
Dan sejauh ini, kombinasi makroekonomi, arus institusi, dan penurunan pasokan tampaknya menjadi resep yang membawa Bitcoin kembali ke arena pusat — kali ini dengan momentum yang terasa lebih nyata dari sebelumnya.
Apakah $100.000 hanya soal waktu? Mungkin saja.
Yang jelas, kita sedang melihat fase baru: fase di mana Bitcoin tidak lagi jadi permainan spekulatif semata, tapi bagian dari pembicaraan strategis dalam rapat investasi global.
Dan percayalah, semua orang menyimak.