Dunia crypto yang serba cepat dan oportunistik, satu hal tetap konstan: komunitas tidak pernah melewatkan peluang airdrop yang “worth it.” Talus Network, platform blockchain yang berambisi mengubah wajah desentralisasi kecerdasan buatan (AI), baru saja mengumumkan musim kedua airdrop-nya. Dan tampaknya, semua lampu hijau telah dinyalakan.
Dengan total $9 juta berhasil dihimpun dari para investor besar seperti Polychain Capital, Animoca Brands, hingga dao5, narasi tentang Talus bukan lagi sekadar buzzword baru dalam ekosistem Web3. Ia sedang dibentuk menjadi sesuatu yang jauh lebih besar—ruang terbuka bagi AI yang tidak dikendalikan segelintir entitas saja.
Tapi mari kita bicara soal bagian yang membuat komunitas menggeliat: airdrop.
Siapkan Dompet Anda, Buka Situsnya, dan Mulai Kumpulkan Poin
Tahap pertama tidak sulit. Kunjungi langsung website resmi Talus Network. Saat membuka halaman airdrop, langkah pertama yang diminta adalah menghubungkan dompet. Phantom jadi pilihan banyak pengguna—terutama karena UI-nya yang bersih dan integrasi lintas chain yang makin solid akhir-akhir ini. Meski awalnya populer di Solana, Phantom kini bisa digunakan untuk interaksi EVM juga, dan itu alasan kenapa makin banyak hunter beralih ke sana.
Setelah dompet terhubung, Anda akan melihat dasbor airdrop dengan tugas-tugas sosial, aktivitas harian, dan sistem poin loyalitas.
Jangan Remehkan Tugas Sosial. Mereka Sumber Utama Poin
Talus memberi banyak bobot pada interaksi sosial. Tidak cukup hanya follow Twitter dan join Discord lalu angkat tangan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, Anda perlu menghubungkan semua akun sosial: Twitter, Discord, bahkan GitHub bila tersedia.
Poin diberikan berdasarkan keterlibatan dan konsistensi. Beberapa pengguna melaporkan bahwa mereka hanya mengklaim satu kali tugas, lalu lupa kembali. Hasil? Minim. Dalam sistem seperti ini, konsistensi adalah raja.
Tips sederhana tapi efektif: selesaikan tugas harian setiap hari. Mereka terlihat sepele—like, retweet, komentar Discord—tapi akumulasi poinnya bisa mengejutkan. Salah satu pengguna bahkan mengatakan bahwa dengan hanya 15 menit per hari, ia masuk 1% teratas perolehan poin di Musim 1. Ya, konsistensi menang.
Edit Profil: Langkah Sepele, Tapi Banyak yang Lupa
Salah satu detail yang sering dilupakan oleh peserta airdrop adalah profil. Talus memungkinkan Anda untuk mengedit avatar dan menambahkan deskripsi ke akun Anda. Mengapa penting? Karena algoritma mereka menyaring pengguna aktif dari pengguna yang hanya login sekali dan kabur.
Jika Anda belum menambahkan avatar, segera lakukan. Bahkan kalimat singkat seperti “Web3 researcher” atau “Crypto enthusiast” bisa menunjukkan bahwa Anda bukan akun bot atau burner. Talus tampaknya ingin membangun jaringan sosial mini berbasis identitas pengguna di dalam platform-nya—dan itu sangat berperan dalam eligibility airdrop.
Strategi Musim 2: Multi-Akun, Aktivitas Harian, dan Discord
Beberapa strategi populer mulai mencuat dari komunitas hunter. Salah satu yang menarik—dan tentu saja kontroversial—adalah pembuatan multi-akun. Ada yang membuat 2 hingga 5 akun dengan dompet berbeda, menghubungkan setiap akun ke media sosial unik. Risiko? Ya. Tapi reward-nya, jika lolos filter anti-Sybil, bisa berlipat.
Namun, yang paling berdampak sebenarnya bukan jumlah akun, tapi aktivitas di Discord. Talus punya sistem yang memantau partisipasi komunitas. Aktif bertanya, menjawab, atau bahkan ikut event komunitas memberi sinyal kuat bahwa Anda adalah bagian dari pertumbuhan ekosistem. Dan Talus, jika melihat jejak dari musim sebelumnya, tampaknya cukup selektif dalam memilih siapa yang benar-benar “berkontribusi.”
Airdrop Web3 Semakin Dewasa—Talus Contohnya
Kalau dibandingkan dengan airdrop tahun-tahun awal—yang hanya menuntut retweet dan satu klik Telegram—Talus menghadirkan pendekatan lebih “bernilai.” Ini bukan sekadar urusan memberi token gratis, tapi membangun fondasi sosial-ekonomi dalam jaringan baru berbasis AI.
Dengan dana segar $9 juta, Talus punya runway yang cukup panjang untuk membuktikan dirinya di tengah persaingan Layer 1 dan platform AI terdesentralisasi. Investor seperti Animoca tidak sembarangan menyuntik dana—mereka melihat potensi, terutama pada infrastruktur yang memungkinkan “AI milik bersama.”
Editor: Ari Pratama